Rabu, 23 November 2011

MENGIKUTI PELATIHAN ROBOTIKA


SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG pada hari Sabtu – Ahad, 29 – 30 Oktober 2011 menyelenggarakan kegiatan ROBOT CAMP 2011. Kegiatan dikemas dalam bentuk pelatihan bagi pelajar SMPIT DAN SMAIT se Jawa Timur dengan tema : Mencari Cahaya Menggapai Cita. 

SMAIT MANURUL ISLAM NGORO - MOJOKERTO mengirimkan time terbaiknya utuk mengikuti pelatihan Robotika yang dikemas dalam bentuk kegiatan ROBOT CAMP tersebut. Rombongan dari SMAIT MANIS di kawal oleh Ust. Basori dan Ustadzah Nuril.


Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Robot Camp atau Pelatihan Robotika bagi Siswa SMPIT dan SMAIT se Jawa Timur ini adalah : (1) menjadi wadah silaturrahim siswa SMPIT dan SMAIT anggota JSIT INDONESIA    Wilayah Jawa Timur, (2) memberi bekal ketrampilan rekayasa tehnologi bagi peserta, (3) merintis kegiatan pengembangan diri dalam bidang teknologi di sekolah, (4) sebagai media sosialisasi keberadaan Sekolah Islam Terpadu dan JSIT INDONESIA khususnya wilayah Jawa Timur dan Korda Sidoarjo.

Minggu, 22 Mei 2011

PROFIL SMAIT MANIS

            Memperhatikan peta masalah pendidikan kita, begitu sempurna. Wallahu'alam, peta masalah pendidikan ini sudah menjadi rahasia umum. Artinya, insya Allah semua pakar, praktisi, dan pengambil kebijakan semuanya sudah saling mengetahui dan sudah sama- sama tahu. Salah satu kesempurnaan masalah pendidikan kita adalah bagaimana sesungguhnya pelaksanaan Ujian Nasional yang memerlukan dana tidak sedikit itu.
            Sebagai praktisi pendidikan di sekolah kami sangat sedih memperhatikan fenomena  yang terjadi pada pelajar dan generasi muda kita ini. Ya . . . benar, dibituhkan keberanian untuk keluar dari jeratan masalah pendidikan ini. Keberanian itu antara lain adalah keberanian untuk jujur.Keberanian untuk jujur dalam penyelenggaraan sekolah atau pendidikan ini tidak harus menunggu Keputusan Presiden atau Keputusan Kemendiknas, cukup keputusan tingkat satuan pendidikan. Sebagai tindak lanjut keberanian untuk membuktikan jujur itu SMA ISLAM TERPADU (SMAIT) MANARUL ISLAM Boarding School Ngoro-Mojokerto ini berdiri.

VisiMenjadi Pusat Kaderisasi Cendekiawan, Pemimpin, dan Pewirausaha Masa Depan

Misi :
1. Mengembangkan kebiasaan menghafal, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dan
    Hadits
2. Mengembangkan sistem pendidikan kepribadian berakhlaqul karimah
3. Mengembangkan sekolah sebagai miniatur masyarakat utama
4. Menjadikan sekolah sebagai pusat pengembangan budaya prestasi dan mutu
5. Menjadi pusat pengembangan ilmu, ketrampilan, sikap kepemimpinan dan
    kewirausahaan

Strategi :
1. Menerapkan model pendidikan berbasis sistem penjaminan mutu
    (Quality Assurance Systems)
2. Standarisasi sistem, meliputi standarisasi sistem manajemen, standarasasi mutu SDM,
    standarisasi proses untuk menjamin kenyamanan, produktivitas dan kolektivitas
    ( Comfortability, Productivity, and Colectivity)
3. Mengembangkan jaringan kerjasama (Networking) dengan orang tua peserta didik,
    masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.
 4. Secara berkala melakukan Bench Marking and Continuous Improvement.
      
Jaminan Kualitas/Mutu SMAIT MANARUL ISLAM
 1. Berakhlaq islami dan siap menjadi penggerak perkembangan kebaikan
     (Muntashib / Muntashibah)
 2. Dapat diterima di Perti Terbaik, dalam dan luar negeri
 3. Mampu berkomunikasi aktif dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
 4. Terampil memanfaatkan ICT sebagai sarana belajar dan pengembangan diri
 5. Memiliki ketrampilan dasar kecendekiawanan, kepemimpinan, dan kewirausahaan
 6. Menambah hafalan Al-Qur'a, 3 Juz.

PETA MASALAH KITA

         Posisi Indonesia dilihat dari capaian HDI tahun 2000 menempati urutan 109 dari 174 negara, data  tahun 2007 berdasarkan list of countries by human development index (HDI) Indonesia berada pada urutan 107 dari 178 negara dengan index 0,728 di bawah Vietnam yang berada pada peringkat 105 dengan index 0, 733 (http://wikipedia.org), sedangkan berdasarkan data yang dipublikasikan pada bulan Oktober 2009 posisi Indonesia berada pada peringkat 111 dari 182 negara dengan index 0,734.  (http://wikipedia.org).  Peringkat sepuluh besar HDI ditempati oleh Norway, Australia, Iceland, Canada, Ireland, Netherlands, Sweden, France,  Switzerland, dan Japan. Pada tahun 2010 HDI Indonesia diprediksikan berada pada ranking 108 dari 169 negara dengan skor indeks HDI 0,600.
Posisi Indonesia berdasarkan hasil pengukuran PISA tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, Indonesia menempati peringkat ke 38 untuk bidang IPA, sementara untuk matematika dan kemampuan membaca menempati urutan ke 39 sedangkan problem solving menempati urutan 40 (Renstra Depdiknas 2005-2009:39). 
             Data tahun 2006 hasil pengukuran PISA dari 57 negara yang disurvey, Indonesia berada pada peringkat  50 untuk IPA, peringkat  44 untuk membaca, peringkat  49 untuk matematika, dan peringkat  52 untul problem solving (http://www.oecd.org/dataoecd)
Negara yang oleh OECD dipandang sebagai negara paling berhasil dalam penyelenggaraan pendidikan dikaitkan dengan hasil penilaian tentang PISA adalah Finlandia, dengan capaian prestasi sebagai berikut ; (1) dalam kemampuan membaca menduduki peringkat pertama dalam tahun 2000 dan 2003, dan peringkat kedua pada tahun 2006, (2) dalam bidang matematika menempati peringkat ke empat pada tahun 2000, peringkat pertama pada tahun 2003 dan tahun 2006, (3) dalam bidang kecakapan problem-solving menempati peringkat ke dua tahun 2003, tahun 2000 tidak terukur, (4) pada tahun 2006 Finlandia memperoleh hasil paling baik dalam beberapa bidang yang disurvey tentang PISA. (http://www.oecd.org/dokument/39). 



Masalah pendidikan di Indonesia semakin disempurnakan dengan meningkatnya peredaran pornografi yang terus berkembang dikalangan pelajar Indonesia. Menurut Wulandari unsur media menjadi suatu patokan utama berkait dengan batasan pornografi tersebut. Media yang dimaksud dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga ) kelompok besar yaitu :
a. Media audio (dengar). Yang termasuk dalam kategori ini diantaranya siaran radio, kaset, CD, telepon, ragam media audio lain yang dapat diakses di internet:
(a) lagu-lagu yang mengandung lirik mesum, lagu-lagu yang mengandung bunyi-bunyian atau suara-suara yang dapat diasosiasikan dengan kegiatan seksual;
(b)  program radio dimana penyiar atau pendengar berbicara dengan gaya mesum;
    (c) jasa layanan pembicaraan tentang seks melalui telepon (party line) dan sebagainya.
b. Media audio-visual (pandang-dengar) seperti program televisi, film layar lebar, video, laser disc, VCD, DVD, game komputer, atau ragam media audio visual lain yang dapat diakses di internet :
(a)  film-film yang mengandung adegan seks atau menampilkan artis yang  tampil dengan  pakaian minim atau tidak (seolah-olah) tidak berpakaian.
(b)  adegan pertunjukkan musik dimana penyanyi, musisi atau penari latar hadir dengan tampilan dan gerak yang membangkitkan syahwat penonton.
c. Media visual (pandang) seperti koran, majalah, tabloid, buku (karya sastra, novel popular, buku non-fiksi) komik, iklan billboard, lukisan, foto atau bahkan media permainan seperti kartu:
(a) berita, cerita atau artikel yang menggambarkan aktivitas seks secara terperinci atau yang memang dibuat dengan cara yang demikian rupa untuk merangsang hasrat seksual pembaca.
(b) gambar, foto adegan seks atau artis yang tampil dengan gaya yang dapat membangkitkan daya tarik seksual
(c) fiksi atau komik yang mengisahkan atau menggambarkan adegan seks dengan cara yang sedemikian rupa sehingga membangkitkan hasrat seksual. (www.ejournal.umm.ac.id)
 Dampak beredarnya pornografi melalui berbagai media tersebut antara lain adalah:
(a)    Survey dari Yayasan Kita dan Buah Hati tahun 2005 dari 1705 responden di jadebotabek menyebutkan > 80% anak usia 9-12 tahun mengakses hal-hal yang berbau pornografi (35% dari VCD, 25% di rumah sendiri dan 20% dari teman)
(b)   Survey “ Center for Human Resources Study and Development” FISIP Unair mendapati 55,6% remaja pria berusia 15-19 tahun pernah menonton film porno dan 18,4% remaja putri pernah membaca buku porno
(c)    Survey BKKBN pada bulan Mei 2002 terhadap 2.880 responden berusia 15-24 tahun  di 6 kota di Jawa Barat menunjukkan 39,5% responden pernah berhubungan sex
(d)   Survey di kota Malang terhadap 202 remaja, menunjukkan 15% sudah pernah melakukan hubungan sex (www. images.lediahanifa.multiply.multiplycontent.com)
(e)    Remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah hampir merata di berbagai kota di Indonesia sebagaimana data berikut :
(1)   51%, Jabotabek ( DKT, Indonesia 2005)
(2)   54%, Surabaya ( DKT, Indonesia 2005)
(3)   47%, Bandung ( DKT, Indonesia 2005)
(4)   52% Medan ( DKT, Indonesia 2005)
(f)    Hasil survey KomisiNasional Perlindungan Anak di 33 Propinsi pada bulan januari – Juni 2008 diperoleh temuan sebagai berikut :
(1)   97% remaja SMP dan SMA  pernah nonton film porno
(2)   93,7% remaja SMP dan SMA pernah: ciuman, genital stimulation, atau oral sex
(3)   62,7% remaja SMP tidak perawan
(4)   21,2% remaja SMA mengaku pernah aborsi (www.lip4.bkkbn.go.id)
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan. Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang (www. spoe92.student.umm.ac.id). Dewasa ini permasalahan remaja masih cukup menonjol, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dikemukakan bahwa berbagai fenomena kegagalan sekarang ini antara lain disebabkan pembinaan keluarga yang gagal. Lebih jauh dijelaskan  bahwa dari 15.000 kasus narkoba selama dua tahun terakhir, 46 % di antaranya dilakukan oleh remaja (Media Indonesia, 30 Juni, hal; 16). Selain itu di Indonesia diperkirakan bahwa jumlah prostitusi anak juga cukup besar. Departemen Sosial memberikan estimasi bahwa jumlah prostitusi anak yang berusia 15-20 tahun sebanyak 60 % dari 71.281 orang. Unicef Indonesia menyebut angka 30 % dari 40-150.000; dan Irwanto menyebut angka 87.000 pelacur anak atau 50% dari total penjaja seks ( www.depsos.go.id ).
Menurut Thomas Lickona, ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda kehancuran suatu bangsa. Kesepuluh tanda tersebut antara lain (1) meningkatnya kekerasan pada remaja, (2) penggunaan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya penggunaan narkoba, (5) alkohol dan seks bebas, (6) kaburnya batasan moral baik-buruk, (7) menurunnya etos kerja, (8) rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (9) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (10) membudayanya ketidakjujuran, serta adanya saling curiga dan kebencian diantara sesama.( www.umm.ac.id ).
Kehadiran SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School diharapkan bisa menjadi inspirasi solusi terhadap permasalahan di atas. Insya Allah dengan mengembangkan pendidikan berbasis 10 Muwashafat yang terbukti dikembangkan dalam sistem pendidikan terbuka bisa berhasil melahirkan manusia utama. Insya Allah SMAIT MANARUL ISLAM adalah proses pelembagaan sistem pendidikan terbuka itu. Wallahu'alam bish-shawwab.

Rabu, 18 Mei 2011

TRAMPIL BERBAHASA BUKAN PANDAI ILMU GRAMMAR SAJA

Bahasa merupakan alat atau sarana untuk menyampaikan pesan dalam berkomunikasi. Karena bahasa itu alat, maka fungsinya harus tetap dijadikan alat agar dia tidak mengalami disfungsi. Semakin sering bahasa itu digunakan dalam berkomunikasi, maka semakin mudah  ketrampilan berbahasa itu dikuasai. Begitupun bahasa Inggris, jika bahasa Inggris itu sering apalagi setiap hari dipakai dalam berkomunikasi, insya Allah akan mempercepat penguasaan ketrampilan berbahasa Inggris. 

Pembelajaran bahasa Enggris di SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School tidak boleh terjebak pada pembelajaran bahasa Inggris konvensional. Pada pembelajaran konvensional ini banyak menekankan pada penguasaan Grammar atau ilmu Tata Bahasa Inggris. Jika proses pembelajaran bahasa Inggris itu dilakukan secara konvensional seperti yang selama ini ada, hasilnya akan tetap sama yaitu para siswa tidak akan terampil berbahasa Inggris. Kasus ini juga terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang belum secara optimal mampu memberdayakan pembelajar untuk terampil berbahasa, sehingga membuat siswa menjadi mudah untuk mengkomunikasikan ide atau gagasannya.
Pertanyaannya adalah, mengapa para peserta kursus Bahasa Inggris bisa dalam waktu yang relatif singkat mampu menggunakan Bahasa Inggris sebagai sarana berkomunikasi ? Bahkan hanya dalam hitungan pekan atau bulan, bukan tahun. Ya benar, di tempat kursus Bahasa Inggris, proses pembelajaran bahasa Inggris difokuskan kepada ketrampilan berbahasa Inngris bukan ilmu bahasa Inggris. Rata-rata para siswa kesulitan  dan mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Inggris yang lebih menekankan pada penguasaan ilmu bahasa Inggris atau Grammar. Sebaliknya rata-rata siswa lebih tersulut motivasi untuk belajar ketika mereka merasakan begitu mudahnya belajar ketrampilan berbahasa Inggris.  Apalagi mereka langsung bisa mempraktikkan berbahasa Inggris saat itu juga. Subhanallah, begitu mudahnya belajar ketrampilan berbahasa Inggris.

SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School  mengembangkan konsep bahwa bahasa adalah alat komunikasi atau alat untuk memahami ide, gagaran, tulisan orang lain baik itu buku, majalah, koran atau sarana yang lain. Untuk itulah, pembelajaran ketrampilan berbahasa baik Inggris maupun Arab di SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School diprogramkan untuk bisa dikuasai siswa selama 6 bulan pertama melalui program matrikulasi. Mengapa 6 bulan ? Mampukah siswa dalam waktu 6 bulan menguasai ketrampilan berbahasa Inggris dan Arab ? Insya Allah dijamin bisa. Berdasarkan studi empiris kami bagaimana BEC (Basic English Course) Pare Kediri telah terbukti berhasil dalam menerapkan program ini. Oleh karena itu, SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School bekerja sama dengan BEC Pare - Kediri untuk mengembangkan progranm ini, Insya Allah.

Kemampuan siswa dalam menguasai ketrampilan berbahasa Inggris dan Arab ini akan menjadi sarana yang luar biasa dalam mengembangkan budaya belajar untuk membangun budaya keilmuan. Dengan ketrampilan bahasa Inggris dan Arab inilah, kita bisa mengetahui bagaimana para alumni Pesantren Modern Gontor bisa melanjutkan studi kemanapun dia mau. Bekal ketrampilan berbahasa Inggris dan Bahasa Arab akan menjadi  modal utama sebagai alat untuk mendalami suatu ilmu ketika melanjutkan studi di Perguruan Tinggi. Apalagi kemampuan berbahasa ini dilengkapi dengan pengembangan budaya keilmuan, kepemimpinan dan kewirausahaan. Subhanallah, mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan dan menjadikan kenyataan SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School menjadi Pusat Kaderisasi Cendekiawan, Pemimpin dan Pewirausaha Masa Depan. Amin.

ALBUM KONFERENSI PENDIDIKAN KARAKTER di SIDOARJO

Alhamdulillah pada hari Rabo, 4 Mei 2011 Kepala SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School Ngoro selaku Wakil Ketua Umum JSIT INDONESIA diundang sebagai nara sumber dalam Konferensi  Pendidikan Karakter oleh Ketua JSIT INDONESIA Korda Sidoarjo. Konferensi Pendidikan Karakter ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional (HARDIKNAS) dan Pelantikan Pengurus JSIT INDONESIA Korda Sidoarjo.

Narasumber yang lain adalah Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Sidoarjo, Ketua Daerah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Sidoarjo, Ketua Cabang LP Ma'arif NU Sidoarjo, dan Ketua Dewan Pendidikan Sidoarjo. Berikut album sebagian foto kegiatan Konferensi Pendidikan Karakter 2011 yang bertempat di Museum Mpu Tamtular Sidoarjo.

                                      Ir. Agoes Boedi Tjahjono, M.T, Kepala Dinas Pendidikan
                                                       Kabupaten Sidoarjo sedang Presentasi
                           Drs. Toto Sunarsono, Kepala SMAIT MANARUL ISLAM
                          selaku Wakil Ketua Umum   JSIT INDONESIA sedang Presentasi   
                                    Drs. Toto Sunarsono sedang Presentasi Pendidikan Karakter
                                  Foto bersama Para Narasumber Konferensi Pendidikan Karakter
                                           Drs. Toto Sunarsono sedang menerima Cindera Hati
                                               dari Ketua JSIT INDONESIA Korda Sidoarjo

Rabu, 11 Mei 2011

DA'WAH ORGANIS DI SEKOLAH

Dakwah dalam rangka pembentukan dan pembinaan aqidah salimah disertai penanganan kebutuhan primer secara serius dan sungguh-sungguh harus menjadi garapan utama lebaga dakwah pada saat ini. Dan itu pulalah pelajaran yang dapat disimak dari sirah nabawiyah. Wallahu a'lam bi ash-shawab
Sedangkan masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali belum terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.  Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang.  Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.
Melihat permasalahan di atas tentunya yang menjadi masalah bagaimana Lembaga Dakwah bisa menjadi media pembinaan aqidah remaja? Dan tentunya perlu strategi dan materi yang tepat untuk pendekatannya. Berkaitan dengan hal tersebut SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School dengan mengoptimalkan fungsi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)  mendisain sistem pendidikan yang antisipatif  terhadap kondisi remaja dan masa depannya.
Disain sistem pendidikan  SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School itu terangkum dalam poin-poin berikut :
 a.      Aqidah yang bersih (Salimaul Aqidah)
Meyakini bahwa Alloh SWT adalah sumber kehidupan, sebagai pencipta, pemilik, pemelihara, dan penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala pikiran, sikap dan perilaku syirik serta bertentangan dengan ajaran agamanya. Salimul Aqidah ini pertama kali diberikan kepada peserta didik melalui program matrikulasi di 6 bulan pertama, berikutnya disampaikan melalui program mentoring atau halaqah pekanan. Melalui program mentoring atau halaqah ini proses internalisasi aqidah terus mengalir secara alami.
b.      Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah)
Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah seperti sholat, puasa, membaca al-Qur’an, dzikir, dan berdo’a sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan As-Sunnah Rosululoh saw. Bagaimana Ibadah dengan benar diberikan petama kali melalui program matrikulasi dilanjutkan melalui program pembiasaan sehingga menjadi habit dan budaya para warga sekolah.
c.       Pribadi yang matang (Matinul Khuluq)
Menampilkan perilaku yang santun, tertib, disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan, sabar, ulet, dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari. Pasca mengikuti program matrikulasi, para peserta didik diajak hidup berinteraksi dengan masyarakat setempat dan sekitar dengan sistem beregu dan termonitoring dalam bentuk seperti sistem pemerintahan. Kelompok terkecil dipimpin dari siswa, beberapa kelompok berikutnya dipimpin oleh ustadz / Ustadzah,  kelompok terbesar (seluruhnya) di bawah kepemimpinan Waaka Kesiswaan.
d.      Mandiri (Qadirun alal Kasbi)
Mandiri dalam memenuhi keperluan hidupnya dan memiliki bekal yang cukup dalam pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya. Mentoring bisnis dikembangkan melalui program Koperasi Siswa bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM dan konsultan binis yang terkait. Melalui program ini para peserta didik dilatih untuk melakukan program pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat sebagai desa binaan sekaligus agar para peserta didik mengembangkan potensi kepemimpinan dan kewirausahaannya.
e.       Cerdas dan Berpengetahuan (Mutsaqaful Fikri)
Memiliki kemampuan  berfikir yang kritis, logis, sistematis dan kreatif yang menjadikan dirinya berpengetahuan luas dan menguasai bahan ajar dengan sebaik-baiknya serta cerdik dan cermat dalam mengatasi segala problema yang dihadapai. Kebiasaan, budaya ilmiah dan penelitian dikembangkan dengan merintis kerjasama dengan pihak perguruan tinggi. Kerja sama dengan pergiruan tinggi ini diharapkan peserta didik bisa mengakses dan memanfaatkan perpustakaan dan laboratorium sebagai bagian sumber belajar.
f.    Sehat dan Adapdif (Qawwiyul Jismi)
     Memiliki badan dan jiwa yang sehat dan bugar, stamina dan daya tahan tubuh yang adaptif, serta ketrampilan bela diri untuk menjaga diri dari kejahatan pihak lain. Program ini dikembangkan bekerjasama dengan Club dan kelompok olahraga prestasi yang ada dimasyarakat.
 g.   Bersungguh-sungguh dan disiplin (Mujahidun Linafsihi)
Memiliki kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam pengembangaan dan perbaikan diri dan lingkungannya, yang ditunjukkan dengan etos dan kedisiplinan kerja yang baik. Mutaba'ah atau evaluasi terhadap amal harian (amal yaumiyah) dikembangkan secara sistematis dan organis sehingga terbentuk habit peserta didik untuk selalu taqarub kepada Allah melalui ibadah wajib dan ibadah sunnah. Amal yaumiyah ini insya Allah akan membersihkan jiwa (tazkiyatun nufus) sebagai proses pengembangan energi potensial menjadi energi gerak.
h.   Tertib dan cermat (Munadzam fi Syu'unihi)
Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas dan kewajiban, berani dalam mengambil resiko namum tetap cermat dan penuh perhitungan dalam melangkah. Manajemen diri dikembangkan dengan sistem beregu dan monitoring secara sistematis dan organis.
i.     Efisien (Harisun ala waqtihi)
Selalu memanfaatkan waktu dengan pekerjaan yang bermanfaat dan mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas yang benar. Pemahaman yang benar terhadap konsep waktu akan membuat peserta didik terbentuk skillnya dalam menajemen waktu untuk pengembangan diri.
j.     Bermanfaat bagi orang lain (Nafi'un lighairihi)
Peduli kepada sesama dan memiliki kepekaan sosial untuk membantu orang lain yang memerlukan pertolongan. Interaksinya dengan masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk kepedulian yang dikembangkan bekerjasama dengan pemerintah dan dunia usaha yang ada dimasyarakat setempat.
Insya Allah, dengan 10 program dan tujuan utama yang telah dikembangkan sekolah-sekolah islam terpadu yang ada dilikungan JSIT INDONESIA ini akan mampu mendidik para peserta didik SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School menjadi Kader Cendikiawan, Pemimpin dan Pewirausaha Masa Depan. Wallahu'alam bish shawwab.

PERAN STRATEGIS SMAIT MANARUL ISLAM

Para Lulusan SMP/MTs adalah para remaja yang berada dalam masa pertumbuhan. Remaja menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tahapan hidup manusia. Remaja merupakan fase yang menentukan untuk menuju fase dewasa. Para remaja awal ini tengah berusaha menemukan jati dirinya. Dalam masa percarian inilah yang  perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari sekolah maupun orang tua. Tanpa bimbingan yang memadai, remaja akan mengalami kesulitan yang luar biasa. Kesendirian tanpa dukungan yang positif dalam menemukan jati diri dapat menyebabkan persoalan di kemudian hari. Misal, tidak bisa menguasai diri, menganggap diluar dirinya adalah negatif, sulit bersosialisasi, perangai buruk yang dominan, minimnya pengetahuan seks, imunitas agama rendah, dll.

Pembentukan jati diri sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama. Pada fase anak-anak kita terbantu dengan menjamurnya / TPQ yang alhamdulillah hampir di semua masjid dan mushalla. Namun ada hal yang cukup memprihatinkan. Setelah anak-anak lulus dari TPA / TPQ,  belum ada lembaga yang menampung lulusannya atau belum terkelola dengan optimal. Maka tak heran kalau waktu mereka belum termanfaatkan secara optimal untuk kegiatan yang berguna bagi masa depannya kelak.

Berpijak dari kondisi itulah, kami mendirikan SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School yang semoga menjadi lembaga pelabuhan pembinaan kecendikiawanan, kepemimpinan dan kewirausahaan bagi remaja dengan pondasi 10 muwashaffat atau karakter utama. Membersamai remaja untuk mempersiapkan diri meraih masa depan yang gilang gemilang, bukan menjadi buruh di negeri sendiri. Dengan beragam aktifitas yang dikelola dengan CPC system, SMAIT MANARUL ISLAM Boarding School semoga  dapat menumbuhkan dan menggali potensi remaja dengan memperhatikan keseimbangan spiritual, fisikal, emosional, dan intelektual. Dengan proses tersebut, para remaja yang siswa SMAIT MANARUL ISLAM ini akan menjadi pendaki sejarah pendidikan di Sekolah Islam Terpadu. Wallahu'alam bi Shawwab.